ManiakMotor – Mantap memang Valentino Rossi. Dia yang
menghidupkan balapan MotoGP ronde 14 di Aragon, Spanyol pada Minggu 24
September 2017. Diisukan baru bisa balap di Motegi, namun muncul satu
seri sebelumnya, setelah kontroversi patah kaki saat main enduro. Datang
ke Aragon pun dengan kaki masih dibalut dan jalan dibantu tongkat.
Namun
sejak kualifikasi, Rossi sudah lupa akan sakit kakinya. Buktinya saat
turun dari motor tidak dibantu tongkat dan dipapah bantuan orang. Ya
main motor itu sendiri obatnya.
You yang bukan pendukung lagi, terimalah The Docto masih bagian yang menghidupkan skenario MotoGP itu sendiri.
Saat lomba dengan kaki yang disuntik
paint killer
yang banyak dia masih mampu melayani di depan. Balapan pun jadi hidup.
Kamu yang jadi penggemar Rossi, pasti nggak ketiduran di depan televisi.
Pasti itu. Begi kan bro. Tos dulu bro.
Rossi memang untuk menjadi
juara dunia sudah sangat berat akibat bolong main di home race Misano.
Tetapi fungsinya untuk meramaikan suasana masih sangat besar. Bisa jadi
Dorna sebagai penyelanggara MotoGP terlibat memanggil Rossi yang memang
menghidupkan lomba seperti Aragon ini. Dampaknya ya, rating TV naik
lagi, seri berikutnya permintaan tiket tetap tinggi. Para meternya dari
Aragon ini, ternyata cideranya Rossi nggak ngaruh-ngaruh amat saat dia
membalap.
Yang ikut menghdupkan lagi laga Jorge Lorenzo yang sejak
start bisa di depan. Ingat Lorenzo semasa di Yamaha piawai juga di
Aragon. Dia mampu melayani Marquez yang sudah sangat satu dengan RC213V.
Padahal Lorenzo ini masih mengaku memahami perlilaku Ducati. Namun
kalau dilihat permainannya di Aragon, itu motor sudah terpegang sekitar
90 persen. Belum 100 persen.
Pokoknya mantaplah balapan di Aragon
ini dengan dag-dig-dug si Marquez sodok-sodok Lorenzo, belum lagi aksi
Dani Pedrosa yang tak kalah paham akan Aragon karena banyak membelok
kiri, sesuai tipikalnya. Lihat aja caranya mengambil Andrea Dovizioso,
dia bisa masuk lebih dalan di tikungan kiri tanpa membuang kecepatan
motornya. Sampai dia menangkap buntut Lorenzo. Padahal Pedrosa ini
sempat ke-7.
Seperti sorotan portal ini pada Maverick Vinales
sejak awal. Skill-nya sudah juara dunia. Tapi mentalnya belum bro.
Bebannya sangat berat yang berubah jadi tekanan dari harapan tim dan
merek dibelanya. Seharusnya, timnya tak perlu membebaninya. Biarkan dia
bermain lepas. Hehe… jangan ngajari burung terbang. Pokoknya gitulah.
Dan
akhirnya yang naik podium mereka orang sana, Spanyol semua, bahkan
sampai ke-4 diduduki Vinales. Juara siapa lagi kalau bukan Marquez. Di
belakangnya Pedrosa yang memang berhak mendapatkannya. Lalu Lorenzo
paling pas memang ketiga dengan berbagai kendalanya. Keempat Vinales
dengan tekanan tadi. Kelima Rossi yang mungkin efek dari paint killer
sudah tak mempan dari tengah lomba samopai finish membuat kakinya yang
cidera nyeri lagi.
Miolo
Sumber : http://tz.ucweb.com/10_JxsT