Ini Dia Rekor Top Speed MotoGP

Pada MotoGP 2016 seri Mugello, Italia beberapa waktu lalu (22/5), Andrea Iannone kembali memecahkan rekornya sendiri sekaligus meraih topspeed tercepat sepanjang sejarah MotoGP.

Pembalap asal Italia yang saat ini bergabung dengan Suzuki, dia tampil cukup mengesankan dirumahnya sendiri dengan mampu meraih podium ke-3. Motor Ducati Desmosedici GP16 yang dibesut oleh Iannone ini mencapai kecepatan 354,9Km/Jam di Mugello.

Rekor Topspeed ini tentunya sekaligus memecahkan rekor yang sebelumnya juga diraih oleh Iannone  saat di seri pembuka MotoGP 2016, Qatar, waktu lalu.

Berikut para rider pemecah rekor top speed di MotoGP  :

Tanggal            Rider               Tim/Motor Sirkuit Topspeed

01.06.2002 Tohru Ukawa         Honda         Mugello 324,5 km/h
08.06.2003 Loris Capirossi         Ducati         Mugello 332,4 km/h
06.06.2004 Alex Barros         Honda         Mugello 343,0 km/h
13.05.2006 Makoto Tamada Honda         Shanghai 343,7 km/h
29.05.2009 Dani Pedrosa         Honda         Mugello 349,3 km/h
31.05.2014 Andrea Iannone Ducati         Mugello 349,6 km/h
29.03.2015 Marc Marquez         Honda         Qatar 350,5 km/h
29.05.2015 Andrea Iannone Ducati         Mugello 350,8 km/h
20.03.2016 Andrea Iannone Ducati         Qatar 351,2 km/h
22.05.2016 Andrea Iannone Ducati         Mugello 354,9 km/h

Ducati Optimis Juarai MotoGP 2017

Kiprah Tim Ducati dalam melakoni kampanye mereka di gelaran MotoGP musim 2016 memang tidak terlalu menjanjikan. Mereka harus puas dengan menampati urutan ketiga pada klasemen akhir tim MotoGP 2016 dengan perolehan 296 poin. Mereka terpaut 216 poin dari Tim Repsol Honda yang merengkuh titel juara dunia tahun ini.

Dengan kehadiran Jorge Lorenzo, Ducati optimistis bisa meraih gelar juara MotoGP 2017. Mereka sangat yakin setelah kedatangan Jorge Lorenzo dari Movistar Yamaha yang sudah tiga kali menjadi juara dunia.

Lorenzo menyepakati kontrak selama dua musim bersama Ducati. Dengan adanya Lorenzo, asa Ducati memenangkan kejuaraan sangat besar, Terlebih, Lorenzo sendiri memang sudah kenyang akan pengalaman sebagai pembalap MotoGP bersama Tim Movistar Yamaha.  Meski pembalap berusia 29 tahun itu kalah dari Marc Marquez dan Valentino Rossi pada MotoGP 2016.

Mengetahui kondisi tersebut membuat mantan pembalap Tim Ducati, Marco Melandri, memberikan tanggapannya. Ia pun mengaku memiliki keyakinan besar bahwa Tim Ducati bakal lebih kompetitif di MotoGP 2017.

“Saya rasa pengalaman pahit dalam dua tahun terakhir telah memberikan pelajaran berharga untuk mereka (Ducati) dalam menyambut musim baru. Itu terbukti dengan datangnya Lorenzo sebagai pembalap. Jika tak ada masalah besar, saya optimis mereka akan melalui tahun ini dengan sempurna,” ucap Melandri, seperti disadur dari Tuttosport , Sabtu (31/12/2016).

Ujian pertama Ducati bersama Lorenzo adalah memenangkan seri pertama MotoGP 2017 di Sirkuit Losail, Qatar, 26 Maret 2017. Ducati gagal meraih kemenangan di Qatar dalam dua musim terakhir, mereka hanya bisa menjadi runner-up bersama pembalapnya Andrea Dovizioso.

Namun, Ducati punya kenangan manis di Losail. Mereka pernah menjuarai MotoGP Qatar dalam tiga tahun beruntun pada 2007 hingga 2009 bersama Casey Stoner.



sumber : m.okezone.com

Keyakinan Jorge Lorenzo Terhadap Tim Ducati Corse

Jorge Lorenzo bicara soal musim 2016, musim terakhirnya bersama Yamaha, dan petualangan baru yang menantinya di Ducati mulai musim depan. Rider Spanyol 29 tahun tersebut menyudahi musim 2016 dengan berada di posisi tiga klasemen akhir MotoGP, alias gagal mempertahankan titel juara dunia yang ia raih pada musim sebelumnya.

Musim 2016 sekaligus yang terakhir buat Lorenzo bersama tim pabrikan Yamaha, yang sudah ia bela selama sembilan tahun dengan kolaborasi itu juga menghadirkan tiga titel juara dunia untuknya.
"Saya meninggalkan sebuah tim besar, sebuah keluarga... Kami sudah berbagi banyak pengalaman selama bertahun-tahun. Sudah pasti akan ada yang dirindukan," ucap Lorenzo.

Mulai musim depan Lorenzo akan berpacu di lintasan bersama Ducati, yang masih terus berusaha untuk mengantar pebalapnya untuk jadi juara dunia setelah Casey Stoner melakukannya pada tahun 2007 silam.

Dia mengaku senang dapat bergabung dengan Tim Ducati Corse di MotoGP musim 2017. Menurutnya, Ducati memiliki keunikan tersendiri dibandingkan pabrikan lainnya.

Keunikan pertama adalah kemenangan yang dicatatkan oleh Casey Stoner pada 2007. Selain itu, Ducati memiliki para penggemar fanatik yang tidak dimiliki oleh pabrikan lainnya. Hal tersebutlah yang membuat dia merasa bangga dapat bergabung dengan pabrikan asal Italia tersebut.

“Yang menjadi sangat penting adalah hanya ada lima pembalap yang memenangkan gelar MotoGP dengan dua tim berbeda. Tapi uniknya hanya satu pembalap yang mencatatkannya dengan Ducati,” ujar Lorenzo, mengutip dari Crash, Jumat (30/12/2016).
“Tentu penggemar yang tidak hanya mengagumi para pembalapnya tetapi yang sangat menggemari merek Ducati. Bahkan ini tidak pernah terjadi di pabrikan lainnya,” tandasnya.

Optimisme tinggi juga ditunjukkan oleh test rider Ducati Corse, Michelle Pirro atas kehadiran Jorge Lorenzo di tim Ducati Corse. Dengan motor yang lebih kompetitif, dan ia yakin X-Fuera datang pada waktu yang tepat.

Jorge datang ke Ducati pada saat yang tepat. Jika ia melakukannya tiga tahun lalu, segalanya bakal berbeda. Kini motor kami berada di level yang bagus. Kami bekerja dengan sangat baik meski masih ada yang harus diperbaiki. Saya rasa kami punya pondasi yang baik," ujar Pirro kepada GPOne.

Musim depan, Andrea Dovizioso juga digadang-gadang akan tampil lebih gahar, mengingat ini akan jadi tahun kelimanya membela Ducati, ditambah dengan rider Octo Pramac Yakhnich, Danilo Petrucci yang juga akan mengendarai motor pabrikan Desmosedici GP17.

"Saya rasa kami bisa menargetkan musim yang baik. Juara takkan mudah, tapi kami sudah begitu kuat, sangat dekat dengan Marc Marquez. Seperti Jorge, saya yakin Dovi dan Petrux bakal kompetitif. Kami telah merakit motor yang cocok untuk segala gaya balap," pungkas Pirro.


Sumber : http://www.bola.net/otomotif/lorenzo-datang-ke-ducati-di-waktu-yang-tepat-479f99.html

Maverick Vinales Ungguli Marquez Dan Rossi di MotoGP Star of the Year

Balapan MotoGP memang sudah usai, Marc Marquez yang keluar jadi juaranya, namun siapa sangka ternyata Maverick Vinales yang berhasil menjadi “MotoGP Star of the Year” dari hasil polling yang dilakukan oleh Crash.net.

Ketimbang Marquez atau Valentino Rossi, performa Vinales musim lalu memang lebih layak mendapat apresiasi. Kesuksesan Marquez menjadi juara dunia MotoGP, dan Rossi yang menempati posisi kedua klasemen pebalap bukan sebuah kejutan besar.

Vinales memang mengalami perkembangan yang pesat bersama Suzuki. Berpredikat sebagai Rookie musim 2015, ia berhasil meraih 97 poin dengan menempati posisi ke 12. Tidaklah buruk bagi pembalap pendatang berusia 20 tahun.

Memasuki musim keduanya, Vinales menggeber GSX-RR dengan raihan prestasi. Ia total naik ke podium sebanyak empat kali, dan sekali keluar sebagai juara di GP Inggris dengan mengalahkan Cal Crutchlow (LCR Honda), Valentino Rossi (Movistar Yamaha) dan Marc Marquez (Repsol Honda).

Namun ketika pebalap seperti Vinales mampu mengakhiri musim dengan finis di urutan keempat, itu adalah pencapaian yang terbilang mengejutkan. Pasalnya, Vinales adalah pembalap muda yang masih minim pengalaman dan hanya memperkuat tim seperti Suzuki Ecstar.

Tak heran jika Vinales kemudian mendapat apresiasi lebih besar saat Crash melakukan pooling yang melibatkan 70 ribu orang lebih untuk tentukan peraih titel “MotoGP Star of the Year” 2016. Penilaian itu sendiri didasarkan pada beberapa faktor seperti mesin, kinerja dengan rekan setim, gaya balap, pengalaman, cedera, perkembangan, dan kepribadian sepanjang perlombaan MotoGP.

Dalam polling tersebut Vinales mendapatkan nilai 8.8. Ia mengungguli jawara dunia MotoGP 2016, Marc Marquez yang berada di posisi kedua dengan mendapatkan poin 8.5
Yang tak kalah mengejutkan adalah Cal Crutchlow yang menempati posisi keempat. Ia adalah satu-satunya pebalap tim satelit yang mampu menembus posisi tujuh besar. Nilai yang diberikan untuk pebalap LCR Honda tersebut adalah 7,8.

Berikut Hasil Lengkap Polling “MotoGP Star of the Year” 2016:

1. (4) Maverick Vinales SPA Suzuki Ecstar 8.8 (Pabrik)
2. (1) Marc Marquez SPA Repsol Honda 8.5 (Pabrik)
3. (2) Valentino Rossi ITA Movistar Yamaha 8.4 (Pabrik)
4. (7) Cal Crutchlow GBR LCR Honda 7.8 (satelit)
5. (9) Andrea Iannone ITA Ducati Team 6,8 (Pabrik)
6. (5) Andrea Dovizioso ITA Ducati Team 6.6 (Pabrik)
7. (3) Jorge Lorenzo SPA Movistar Yamaha 6.2 (Pabrik)
8. (18) Jack Miller AUS Marc VDS Honda 5,7 (satelit)
9. (6) Dani Pedrosa SPA Repsol Honda 5.5 (Pabrik)
10. (14) Danilo Petrucci ITA Pramac Ducati 5.19 (satelit)
11. (11) Aleix Espargaro SPA Team Suzuki Ecstar 5.17 (Pabrik)
12. (10) Hector Barbera SPA Avintia Ducati 5.16 (satelit)
13. (13) Eugene Laverty IRL Aspar Ducati 5.1 (satelit)
14. (8) Pol Espargaro SPA Rakasa Yamaha Tech 3 5.0 (satelit)
15. (17) Bradley Smith GBR Rakasa Yamaha Tech 3 4,59 (satelit)
16. (12) Alvaro Bautista SPA Aprilia Gresini 4,55 (Pabrik)
17. (15) Scott Redding GBR Pramac Ducati 4.4 (satelit)
18. (20) Loris Baz FRA Avintia Ducati 4.1 (satelit)
19. (16) Stefan Bradl GER Aprilia Gresini 3.8 (Pabrik)
20. (14) Yonny Hernandez COL Avintia Ducati 3.5 (satelit)
21. (21) Tito Rabat SPA Marc VDS Honda 2,9 (satelit)

Kini, publik pun menantikan aksi keduanya di MotoGP 2017. Apalagi Vinales akan menunggangi motor yang jauh lebih sempurna dari Suzuki, yakni Yamaha YZR-M1. Sedangkan Crutchlow tetap bertahan di LCR Honda.

Sumber : http://balapmotor.net/balap-dunia/maverick-vinales-jadi-star-of-the-year-2016-versi-polling-crash-net

Marq Marquez Bicara Peluang Jorge Lorenzo Bersama Ducati di MotoGP 2017

Tak terasa bahwa mulai musim depan eks pebalap Movistar Yamaha ,Jorge Lorenzo bakal bergabung dengan tim barunya Ducati Corse untuk dua periode kedepan. Berbekal tiga kali juara dunia ,petualangan antara Lorenzo dengan Ducati. Tentu sangat dinanti – nanti akan sepak terjak kedua kubu yang sama – sama memiliki karakteristik yang sama yaitu mengandalkan kecepatan.

Termasuk Marc Marquez, yang menanti hasil kolaborasi Jorge Lorenzo dengan Ducati Corse,  karena Lorenzo diharapkan bisa membawa Ducati meraih gelar juara dunia MotoGP 2017.

Marquez sendiri masih akan berstatus sebagai kandidat utama MotoGP 2017. Pembalap yang disebut-sebut sebagai pesaing utamanya adalah Valentino Rossi, pembalap Movistar Yamaha, dan Lorenzo. Namun, kehebatan Lorenzo bersama Ducati masih diragukan banyak pihak.

Pasalnya, selama ini satu-satunya pembalap yang bisa memaksimalkan kecepatan Ducati adalah Casey Stoner. Andrea Iannone dan Andrea Dovizioso memang memiliki kecepatan. Namun, keduanya tak bisa mendapatkan konsistensi untuk menjadi kandidat juara.

Meski tak sedikit yang meragukan kemampuannya, namun pendapat lain datang dari test rider Ducati, Michelle Pirro. Menurut pria kebangsaan Italia tersebut, bahwa apa yang dimiliki Lorenzo saat ini tak akan berbeda jauh sama halnya ketika masih membela Yamaha. Bahkan ia menambahkan, Lorenzo bakal mengalawali musim baik bersama Tim Ducati.

“Saya merasa kehadiran Lorenzo ke Tim ini (Ducati) sangatlah tepat. Karena, kami merasa motor kami tengah dalam performa terbaiknya,” ungkap Pirro, seperti yang disinggung pada GPOne.

“Dalam dua musim terakhir, kami telah melakukan perubahan yang signifikan. Kendati memang ada yang harus segera diperbaiki, sebab kami mempunyai dasar yang baik pula”, tambahnya.

Namun Marc Marquez, menyebut terlalu cepat memprediksi soal kemungkinan Jorge Lorenzo (Ducati Corse) meraih gelar juara MotoGP 2017. The Baby Alien –julukan Marquez– masih ingin melihat hasil beberapa tes pramusim serta race awal Lorenzo bersama Ducati.
“Saya tidak tahu soal peluang Lorenzo menjadi juara dunia. Terlalu cepat untuk mengatakan hal itu,” ujar Marquez mengutip dari GPOne, Senin (26/12/2016).

Perlu diketahui dengan motor bagus plus ambisi berapi-api Lorenzo berpotensi menyulitkan rider-rider top lainnya macam Marc Marquez, Valentino Rossi dan Maverick Vinales. Lorenzo bertekad menjadi juara dunia bersama Ducati, sesuatu yang tidak bisa dilakukan Rossi selama dua tahun (2011 dan 2012) membela tim yang identik dengan warna merah tersebut.


sumber : http://sports.okezone.com/read/2016/12/26/38/1575923/marquez-terlalu-cepat-sebut-lorenzo-akan-juarai-motogp-2017

Ketika Marquez Bicara Kemungkinan Hengkang Dari Honda

Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo telah berganti tim demi mencari tantangan baru. Akankah Marc Marquez berencana meninggalkan Honda dan melakukan hal serupa?

Naik ke kelas MotoGP pada 2013 lalu, Marquez sejauh ini masih setia kepada tim Repsol Honda. Bersama tim tersebut, pebalap Spanyol itu telah meraih tiga gelar juara dunia kelas primer. Namun, pebalap asal Spanyol itu tak tahu apakah suatu saat nanti bakal pindah tim.

"Saat ini saya belum bisa mengatakan apa-apa (soal kemungkinan pindah tim). Semua tergantung kepercayaan diri saya. Yang pasti saat ini saya bahagia bersama Honda dan hati saya juga mengatakan hal yang sama," kata Marquez seperti dikutip dari GPOne, Senin (26/12/2016).
Marc Marquez sudah membela Honda sejak debut di MotoGP pada 2013. Bersama pabrikan asal Jepang itu, Si Bayi Alien sukses jadi juara dunia pada 2013, 2014, dan 2016.

Meraih kesuksesan di tim tertentu bukan jaminan seorang pebalap tak akan pindah tim. Salah satu contohnya adalah kompatriot Marquez, Jorge Lorenzo.

Mulai musim depan Jorge Lorenzo, dan akan membela Ducati. Setelah sembilan musim membela Yamaha dan merebut tiga titel MotoGP, Alasan kepindahan Lorenzo adalah ingin mencari tantangan baru.

Di masa lalu, Rossi pernah melakukan hal serupa. Saat debut di kelas primer (500cc/MotoGP), The Doctor membela Honda. Dia lalu pindah ke Yamaha, kemudian The Doctor mhijrah ke Ducati pada 2011 dan 2012 meski kemudian kembali ke Yamaha pada tahun berikutnya. Valentino Rossi berhasil merebut gelar bersama Honda dan Yamaha, tapi gagal bersinar saat membela Ducati.

sumber : detik.com

Motivasi Lebih Lorenzo Pada Ducati, Yang Ia Sebut Ferrari Roda Dua

Mantan pembalap Yamaha yang kini bergabung bersama Ducati, Jorge Lorenzo, mengaku sangat senang bisa memacu motor barunya pada tes pra-musim 2017 pertama bulan lalu.

Tidak hanya itu, juara MotoGP 2015 itu juga amat termotivasi untuk dapat memberi gelar juara di musim perdananya bagi tim pabrikan asal Italia itu. Jorge Lorenzo mengaku kian giat melakukan persiapan fisik dengan banyak berlatih di gym maupun lintasan demi menjinakkan dan beradaptasi dengan motor Desmosedici GP17 yang akan ia kendarai di MotoGP tahun depan.

Selama periode pascamusim MotoGP 2016, Lorenzo hanya diperbolehkan menjalani satu kali uji coba dengan Ducati, yakni di Valencia bulan lalu, dan dilarang oleh Yamaha untuk turun di uji coba Jerez. Untuk mengisi kekosongan, Lorenzo pun mengaku berlibur dan juga berlatih fisik.

"Saya sangat bersemangat, karena saya mendapat kesempatan menjajal motor baru hanya dua hari setelah balapan. Saya tidak diizinkann  mengendarainya lagi hingga akhir Januari, jadi dua bulan ini bakal terasa sangat panjang," ujarnya kepada crash.net

X-Fuera pun meyakini kesiapan fisik akan krusial untuk beradaptasi dengan Desmosedici, yang selama ini dikenal hanya bersahabat dengan Casey Stoner, juara dunia MotoGP 2007, meski belakangan motor tersebut berhasil membawa Andrea Iannone dan Andrea Dovizioso merebut kemenangan.

“Saya akui ini akan menjadi tantangan yang sangat menarik di musim perdana saya bersama Ducati, karena belum ada yang jadi juara dunia sejak Casey Stoner (2007), dan saya dapat berjuang untuk itu serta menjadi motivasi yang baik.”

Selain itu, Lorenzo juga sangat mengagumi kuda besi barunya tersebut. Pembalap berpaspor Spanyol itu bahkan menyebut Ducati seperti mobil balap Ferrari.

“Dalam beberapa hal Ducati seperti Ferrari-nya roda dua. Mereka memiliki beberapa aura magis karena desain dari motornya fantastis. Jika saya mampu menang bersama pabrikan ini tentu rasanya sangat istimewa,” tandasnya.

Setelah melakoni tes pra-musim 2017 pertama bulan lalu, selanjutnya seluruh pembalap MotoGP akan melakoni tes pra-musim kedua di Sirkuit Sepang, Malaysia, 30 Januari - 1 Februari 2017.

Sumber : http://www.bola.net/otomotif/ducati-sulit-dikendarai-lorenzo-giat-persiapan-fisik-51ef1f.html

Kewaspadaan Marq Marquez Pada Vinales

Musim depan Maverick Vinales dan Valentino Rossi akan membuat tim pabrikan Yamaha jadi amat tangguh. Tapi Marc Marquez menyebut keduanya tetap saja jadi rival di sirkuit.

Seperti diketahui, Jorge Lorenzo tak akan lagi menjadi rekan Valentino Rossi usai hijrah ke Ducati Corse. Namun, Yamaha mendapatkan pengganti yang tak kalah hebat. Vinales yang akan mengisi kekosongan tempat di Yamaha usai meninggalkan Suzuki Ecstar.

Bakat dan kualitas yang dimiliki Vinales sudah terlihat jelas di musim lalu. Meski terbilang pendatang baru, pembalap berusia 21 tahun itu mampu bersaing di papan atas. Ia mengamankan posisi keempat klasemen pembalap mengalahkan Andrea Dovizioso, Dani Pedrosa, Cal Crutchlow, dan Andrea Iannone.

Bukti kehebatan Vinales adalah kesuksesan mereka merebut empat podium. Bahkan, ia juga mengakhiri paceklik kemenangan Suzuki dengan merebut podium juara MotoGP Inggris 2016. Kini, Vinales akan mengarungi MotoGP 2017 dengan motor yang jauh lebih kuat dari Suzuki.

"Akan menarik untuk melihat apa yang bakal terjadi di garasi mereka. Mereka akan jadi rekanan dalam sebuah tim yang amat tangguh, tapi pada akhirnya mereka bakal jadi saingan di sirkuit," sebutnya.

Sejatinya, kejutan yang mungkin diciptakan Vinales di musim depan sudah diwaspadai banyak pihak. Apalagi, pembalap asal Spanyol itu sudah menunjukkan kecepatan bagusnya saat menjalani tes di Sirkuit Ricardo Tormo, Valencia, 15-16 November 2016.

Dan untuk musim depan ada perubahan komposisi rider tim-tim pabrikan di Yamaha, Ducati, dan Suzuki. Salah satu yang jadi sorotan adalah Rossi dan Vinales di Yamaha.

"Perubahan sudah dilakukan banyak tim dengan membawa wajah baru. Namun, setiap tahun selalu ada nama Rossi dan Lorenzo. Kali ini, bertambah satu nama dengan kehadiran Vinales di Yamaha. Ia akan menjadi lawan tangguh di musim depan," tutur The Baby Alien.

Sumber : https://m.detik.com

Mobil F1 Valentino Rossi

Masih ingat kan tulisan sebelumnya soal balap Formula1 (F1). Nico Rosberg usai juara 2016 di F1, tapi menyatakan mundur untuk 2017. Tim pabrikan Mercedes pun kelimpungan mencari penggantinya. Maka nama Valentino Rossi jadi calon penggantinya, hehe…

Sambil bercanda, juara dunia sembilan kali balap motor grand prix itu mengaku tertarik dengan tawaran Wolff.

"Tentu akan sangat menyenangkan. Jika Mercedes ingin mengontak saya, Wolff punya nomor telepon saya," kata Rossi seperti dikutip dari kantor berita Italia, ANSA, Senin (5/12/2016).

Rossi sudah tak asing lagi dengan mobil jet darat. Dia sudah pernah menjajal mobil F1 bersama Ferrari. Walau begitu, tapi di dunia maya sudah beredar mobil Mercedes F1 yang bakal digeber Rossi. Mobil tersebut sudah bergrafis Movistar dengan corak biru. Bahkan ada tulisan 46 yang besar-besar di tiang sayap bagian belakang.

"Apakah saya mau melakukan tes dengan Mercedes? Tentu saja. Bagaimana mungkin saya bisa berkata tidak. Saya sudah cukup beruntung bisa mencoba mobil F1 Ferrari," ujar Valentino Rossi.

"Saya punya banyak teman di Maranello (markas Ferrari). Mungkin kesannya saya berkhianat, tapi bagaimana mungkin saya menolak tawaran menjajal mobil F1 Mercedes? Kesempatan itu mungkin tak datang dua kali," tutur Rossi.

Valentino Rossi punya gairah yang besar terhadap balap roda empat. Dia pun punya kemampuan mumpuni. Buktinya, Rossi sukses merebut titel kelima pada ajang Monza Rally Show pada akhir pekan lalu.

Satu Impian Valentino Rossi Sebelum Pensiun

Pebalap Movistar Yamaha, Valentino Rossi, memiliki impian terpendam selain menjadi juara dunia sebanyak 10 kali. The Doctor mengaku ingin menjajal Sirkuit Spa-Francorchamps di Belgia sebelum pensiun dari dunia balap.

Rossi mengaku sirkuit Spa-Francorchamps adalah salah satu sirkuit yang memiliki trek indah namun mematikan di dunia. Dan dia sangat ingin menjajal trek disana.

"Saya belum merasakan satu lap pun di Spa-Franchorchamps. Tak ada kompetisi MotoGP di sana dan saya sama sekali tak memiliki kesempatan merasakan suasana sirkuit terindah di dunia itu," ujar Rossi dikutip dari La Mause, Sabtu (17/12/2016).

“Tapi aku ingin balapan di Spa-Francorchamps, sirkuit ini luar biasa, dan aku akan melakukannya, itu pasti,” tegasnya.

Ia memastikan bahwa ia akan benar-benar mengikuti balapan 24 Hours of Spa-Francorchamps dalam beberapa tahun ke depan sebelum ia pensiun dari MotoGP.

“Ini adalah sesuatu yang benar-benar harus aku lakukan sebelum pensiun. 24 Hours of Spa-Francorchamps, aku sudah menempatkan nama itu dalam daftar hal-hal wajib yang ingin aku lakukan, seperti halnya 24 Hours of Le Mans 24 atau balapan di Nurburgring,” tukasnya.

Lomba MotoGP tak pernah menggunakan Sirkuit Spa-Franchorchamps. Sirkuit tersebut digunakan untuk F1 dan termasuk dalam salah satu sirkuit paling menantang yang pernah ada.

Bagi fans, Spa-Franchorchamps juga menjadi sirkuit paling populer karena lokasinya di tengah hutan pedalaman. Mantan bintang Ferrari, Michael Schumacher, menjadi pebalap yang paling sering merasakan juara di sirkuit tersebut dengan total kemenangan enam kali di sepanjang kariernya.

Apakah pernyatan ini merupakan sinyal dari Valentino Rossi untuk menjajal balapan F1? Dalam beberapa kesempatan, pria Italia itu mengakui sangat tertarik untuk berkiprah di ajang balap jet darat tersebut. Rossi juga pernah menjajal menggeber mobil F1 milik Ferrari.

Para Pesaing Lorenzo di MotoGP 2017

Mantan pembalap MotoGP, Max Biaggi, yakin Lorenzo akan langsung menjadi salah satu penantang gelar juara untuk musim depan. Dia juga mengungkapkan ada tiga pembalap yang akan bersaing sengit dengan pembalap anyar Tim Ducati Corse, Jorge Lorenzo, pada MotoGP 2017. Ketiga pembalap itu adalah Marc Marquez, Valentino Rossi, dan Maverick Vinales.

"Di atas kertas, juara bertahan yakni Marquez bakal menjadi pesaing kuat Lorenzo untuk menjadi juara dunia MotoGP bersama Ducati. Di urutan kedua saya menaruh Valentino Rossi sedang di posisi ketiga ada Maverick Vinales yang juga bisa memberi ancaman untuk Lorenzo," ujar Biaggi dikutip dari Speedweek, Senin (19/12/2016).

"Namun, bukan berarti Lorenzo harus khawatir dengan kehadiran rival-rivalnya. Segalanya bisa berubah di lintasan nanti, dan dia juga pasti sudah tahu akan hal itu," tambahnya.

Musim depan adalah musim pertama Lorenzo membela Tim Ducati Corse. Pembalap berkebangsaan Spanyol tersebut memutuskan untuk pindah dari Movistar Yamaha, tim yang sudah bersamanya sejak 2008. Bersama Yamaha, Lorenzo sukses merebut tiga titel juara dunia. Gelar juara terakhir yang dia persembahkan untuk tim Garpu Tala pada MotoGP 2015.

Meski demikian, hal tersebut bukan berarti membuat Biaggi mencoret peluang para pembalap lainnya. Menurut pria berkebangsaan Italia itu, segala hal masih bisa berubah di atas lintasan balap.
Kini Jorge Lorenzo harus bersiap menghadapi tantangan baru bersama Ducati. Pebalap asal Spanyol itu dituntut bisa langsung menjadi juara dunia di musim perdananya bersama pabrikan asal Italia.

Penantian Andrea Dovizioso Kepada Jorge Lorenzo

Pebalap Ducati Team, Andrea Dovizioso, mengaku menantikan kerja sama dengan rekan barunya dan aksi Lorenzo di atas motor Ducati turut membuat Dovi penasaran.

"Sejak pertenganan musim lalu, ada yang pas, yang membuat saya bisa menyelesaikan musim dengan cara positif setelah sebelumnya banyak hal tidak berjalan baik," kata Dovizioso kepada Gazzetta dello Sport, yang dilansir Motorsport.com.

"Pergantian rekan tim akan berefek positif untuk semua orang. Kami menutup musim sangat dekat dengan yang terbaik, dan ini seharusnya memacu kami untuk berpikir besar," ujar dia lagi.
Dovizioso dan Lorenzo akan berduet di Ducati sampai dua tahun ke depan. Lorenzo mengakhiri kerjasama selama sembilan tahun dengan Yamaha, tim yang sudah memberi dia tiga gelar juara dunia MotoGP.

Dan kehadiran Lorenzo di Ducati akan menciptakan rivalitas baru tapi juga lama bagi Dovizioso. Di samping itu, Lorenzo akan menyedot perhatian besar pada musim depan. Pebalap Spanyol itu akan dinantikan aksinya menunggangi Desmosedici, motor yang sejauh ini baru Casey Stoner yang mampu 'menaklukkannya'.

"Aku sangat gembira dengan perubahan ini, karena memiliki seorang juara dunia di tim kami sangat penting. Sekarang kami memiliki sebuah motor yang sangat bagus," ujar Dovizioso di Autosport.

"Selalu menjadi tantangan yang menyenangkan untukku, bertarung dengan seorang juara seperti Jorge. Aku pernah bertarung dengan dia di banyak kejuaraan, kami bertarung di kelas 250cc selama tiga tahun, di kelas 125 cc, dan sekarang kami punya motor yang sama."

"Aku sangat gembira dengan tantangan ini, tapi aku juga sangat tertarik melihat dia berada di motor yang berbeda dengan Yamaha," kata pebalap Italia itu.

Kedatangan Lorenzo membuat Ducati melepas Andrea Iannone (Italia), yang akan membalap untuk Suzuki Ecstar mulai musim depan.

Ditanya apakah akan kehilangan peran dan masukan Iannone di Ducati, Dovizioso menjawab tidak.

"Di satu sisi dia menjadi stimulus bagi saya (untuk lebih baik) karena dia pebalap yang cepat dan saya suka dia sebagai rekan satu tim," kata Dovizioso.

"Namun, sikap Andrea dan orang-orang di sekelilingnya... buat saya, rasa hormat terhadap orang lain itu penting, dan orang-orang di sekitarnya, tertuama dia, tidak memiliki itu," ujar pebalap Italia tersebut.

Dovizioso dan Iannone bersama-sama membela Ducati selama dua musim (2015 dan 2016). Pada musim terakhir, keduanya sama-sama sekali memenangi balapan.

Para Desainer MotoGP Harus Memutar Otaknya Untuk Motor 2017

Dilarangnya penggunaan winglet pada bodi motor di MotoGP 2017 membuat Direktur Teknis MotoGP, Danny Aldridge melakukan revisi desain. Nantinya para tim balap akan mengubah aerodinamis pada kuda besinya masing-masing.

Seperti diinformasikan sebelumnya, musim depan, motor balap MotoGP tak diizinkan menggunakan sayap. Penggunaan perangkat yang menonjol dari fairing motor itu dinilai membahayakan para rider kala menikung. dan ini rupanya memberikan tantangan tersendiri bagi para pabrikan tim MotoGP. Pada musim dingin ini, para pabrikan mau tidak mau harus berpikir keras untuk menghadirkan motor terbaik dengan batasan aturan terbaru.

Alhasil pihak MotoGP akan memberikan informasi mengenai standarisasi bentuk aerodinamis pada motor. Sebelumnya, pihak Yamaha bahkan telah mengirimkan desain, namun demikian Danny mengatakan semua tim juga berhak membuat desainnya masing-masing.

Saya tidak bisa mengatakan terlalu banyak tentang desain yang sebenarnya. Namun saya pada dasarnya memberitahu mereka tentang apa yang akan disetujui dan apa yang tidak. Ini tidak hanya Yamaha yang mengirimkan desain, sebagian besar produsen lain juga melakukan hal yang sama, ujar Danny mengutip Crash.

Lebih lanjut, sosok yang berwenang memutuskan legalitas dari casis dan panel di musim depan pun  menekankan, “Bagi saya, wajar saja jika para tim terus mengerjakan desainnya hingga waktunya dirilis. Namun, jika mereka memproduksinya pada waktu yang bersamaan, itu urusan mereka, sebab mereka sendiri yang akan menanggung konsekuensinya.”

Para pabrikan akan menggunakan feedback dari Aldrgidge untuk menyiapkan desain mereka pada pengujian pra-musim di Sepang, Phillip Island dan Qatar nanti. Mengingat aturan musim depan hanya membolehkan sekali update untuk tiap driver agar adil, kemungkinan besar para tim akan membocorkan desain mereka di saat-saat terakhir, misalnya saja pada uji coba di Qatar. Hal ini adalah agar tim lain tak bisa menjiplak desain tersebut di sisa waktu yang tersedia di awal musim depan.

KABAR KHUSUS TIMNAS INDONESIA

YE! Ye!! Timnas Indonesia berhasil memenangi pertandingan partai Final Leg pertama melawan Thailand, tadi malam. Hasil yang positif buat bekal nanti pada partai Final kedua di Thailand nanti. #TimnasDay
#GPMANIA - #ThanksTimnas #SemangatBaru

Optimisme Valentino Rossi Di MotoGP 2017

Valentino Rossi Siap Hadapi Rivalnya Di MotoGP 2017. Rider andalan Yamaha Movistar Valentino Rossi terlihat sangat kewalahan bersaing dengan rivalnya di MotoGP 2016. Hal tersebut di akui Valentino Rossi lantaran Motornya masih belum bisa beradaptasi dnegan perfoma baru ban Michelin yang menjadi pemasok untuk musim balap MotoGP 2016 sampai waktu yang tidak di tentukan.

Tak heran penampilannya di awal musim 2016 kurang maksimal dibanding musim sebelumnya. Namun seiring berjalannya waktu Valentino Rossi mulai menemukan akselerasi membalap yang bagus, dan punjak kesuksesan Valenitno Rossi terlihat di paruh musim kedua MotoGP 2016. Meski demikian tidak membawa Valentino Rossi menjadi pembalap terbaik pertama di MotoGP 2016.

The Doctor, julukannya, kini menatap musim 2017 dengan motor yang tanpa lagi dilengkapi winglet (sayap pengatur aerodinamika) dan mengaku sangat siap untuk melibas semua rival terberatnya di MotoGP 2017, meski ia tahu bahwa daftar rival yang bakal ia lawan bertambah satu yakni Maverick Vinales.

Rekan lama Rossi, Alessio Salucci belum lama ini menyebut bahwa Rossi sudah lebih matang mempersiapkan diri untuk ajang balap musim 2017. Kesiapan Rossi sudah terlihat dalam tes MotoGP di Sepang beberapa saat lalu.
“Saya rasa Valentino Rossi sudah siap menghadapi balapan MotoGP 2017,” ujar Uccio, seperti diberitakan Speedweek, Minggu (11/12/2016).

Sebagai dasar uji coba di Sepang, Malaysia kemarin Valentino Rossi mampu mencatatkan waktu yang sangat bagus, itu merupakan dasar yang cukup baik yang di perlihatkan Valentino Rossi untuk Race MotoGP 2017.

“Dalam tes di Sepang, ia berhasil membalap dengan cepat, terutama pada hari kedua. Kami akan tetap bersamanya untuk memberikan dukungan kepada Vale,” tandasnya.

Rossi akan menjadi partner Maverick Vinales di MotoGP 2017 yang hijrah dari Suzuki Ecstar menggantikan Jorge Lorenzo.


sumber : http://www.tribunnews.com/

Pemegang Rekor 'Fastest Lap' Terbanyak di MotoGP

Ajang kejuaraan Grand prix balap motor yang dimulai sejak tahun 1949 dan diselenggarakan oleh FIM (Federation Internationale de Motocyclisme) telah menghasilkan pembalap–pembalap bertalenta. Rekor demi rekor pun tercipta diantaranya seperti rekor fastest lap, juara grand prix termuda, maupun jumlah pemegang gelar terbanyak sepanjang masa.

Adalah Giacomo Agostini yang masih menduduki posisi teratas untuk beberapa rekor sampai saat ini. Untuk rekor juara dunia terbanyak masih menjadi miliknya dengan total raihan 15 kali juara. Di urutan kedua ada pembalap Movistar Yamaha Valentino Rossi yang telah mengemas 9 kali juara dunia.

Begitu juga untuk rekor fastest lap, belum ada pebalap yang sukses mengalahkan rekor fastest lap (lap tercepat) terbanyak milik lima belas kali juara dunia, Giacomo Agostini. Pria asal Italia ini, hingga kini masih memegang 117 fastest lap dalam balapan.

Agostini pun diikuti sembilan kali juara dunia yang hingga kini masih aktif membalap untuk Movistar Yamaha MotoGP, Valentino Rossi dengan 95 fastest lap. Dengan kontraknya bersama Yamaha yang baru akan habis pada akhir 2018 mendatang, Rossi masih punya 36 seri untuk mengalahkan rekor Agostini.

Perlu kita ketahui bahwa, Valentino Rossi atau yang sering disebut sebagai legenda hidup MotoGP,merupakan pembalap tersukses sepanjang masa dengan meraih 9 kali juara dunia,1 gelar di kelas 125cc,1 gelar di kelas 250cc dan 7 gelar di kelas utama MotoGP.

Valentino Rossi dalam waktu tujuh tahun berkarir di grand prix sepeda motor(MotoGP) mampu meraih kemenangan di 4 kelas berbeda,yaitu kelas 125cc,250cc,500cc,dan MotoGP.

Valentino Rossi adalah Putra dari Graziano Rossi dan Stefania Palma yang lahir di Urbino,Italia 16 Februari 1979.Valentino Rossi memulai balapan di kelas 125cc pada tahun 1996 untuk Aprilia dan memenangkan Kejuaraan Dunia pertamanya pada tahun berikutnya.

Para pembalap Italia tersebut diikuti oleh pembalap berkebangsaan Inggris yakni Angel Nieto yang telah meraih 81 kali, Mike Hailwood 79 kali dan juga pembalap Repsol Honda Dani Pedrosa dengan 62 kali.

Sementara itu untuk bintang MotoGP yang saat ini tengah bersinar Marc Marquez ada di posisi keenam. Di usianya yang ke 23 tahun saat ini ia sudah membukukan 50 kali fastest lap. Rekan senegaranya dari Ducati Corse sekaligus pemenang GP Valencia lalu yakni Jorge Lorenzo juga berhasil menjadi 10 besar sebagai pembalap dengan raihan fastest lap terbanyak.

Sumber : www.gomotogp.id

Meski Jadi Rival, Suzuki Tetap Do'an Yang Terbaik Untuk Vinales

Rupanya, tak hanya Valentino Rossi yang menyebut rekan setim anyarnya sebagai pesaing dalam perebutan gelar musim depan. Mantan manajer Vinales di Suzuki pun berpikir sang rider Spanyol akan menjadi rival berat Rossi bersama Marc Marquez dan Jorge Lorenzo.
Dalam uji coba musim di Valencia dan Malaysia lalu, the doctor kalah cepat Kemudian, saat melakoni test tertutup di Sepang, Vinales akhirnya menjajal motor M1 2017 dan mengaku puas dengan pengembangan lebih lanjut.

Dengan semua pencapaiannya tersebut, Rossi menganggap rekan setim barunya merupakan sebuah ancaman yang tak beda jauh dengan Jorge Lorenzo. Begitu juga dengan manajer tim Suzuki Davide Brivio, yang cukup yakin Vinales akan menjadi salah satu pesaing berat dalam perebutan podium di seri pertama musim depan.

“Menurut saya, Maverick akan siap untuk seri pertama di musim 2017, pasalnya dia sangat berbakat dan cerdas. Dia tahu betul apa yang harus dilakukan untuk tampil cepat. Memang, saya tak tahu seberapa besar perbedaan antara motor Suzuki dengan Yamaha. Tapi yang pasti, rider sepertinya (Vinales) tak butuh waktu lama untuk adaptasi. Saya yakin dia sudah siap untuk seri race pertama. Dia begitu ambisius dengan keinginannya. Saya sudah menduga ia akan meraih podium.”

Dan disatu sisi Davide Brivio juga tetap selalu mendo’akan Maverick Vinales Sukses Di Yamaha. Pembalap anyar yang di miliki Yamaha Movistar Maverick Vinales nampaknya selalu mendapat tempat baik di hati mantan Bosnya di Suzuki. Sebab samapi saat ini Bos Suzuki mengaku selalu mendoakan Amverick Vinales agar selalu sukses di Yamaha.

Meski awal kedatangan Maverick Vinales ke Yamaha di nilai kurang membawa keberuntungan mengingat Maverick Vinales tidak mempunyai catatan juara dunia di MotoGP, namun hal yang mencengangkan terjadi saat uji coba di Valencia dan Sepang Malaysia kemarin, sebab pembalap usia 21 tahun tersebut mampu menjadi pembalap terbaik dan tak jarang Maverick Vinales mencatatkan waktu yang sangat baik.

“Hal pertama yang harus dilakukan Maverick di sana (Tim Yamaha) adalah mengalahkan tandem Anda. Memiliki rekan setim yang kuat, dan Anda bisa mengalahkannya maka juga pembalap yang kuat,” jelas Brivio, seperti dikutip dari Autosport, Minggu (11/12/2016).

“Ya, Maverick memang akan menghadapi tantangan yang besar bersama Yamaha pada tahun depan. Akan tetapi, ia mempunyai talenta yang sangat luar biasa serta kecerdasan. Saya yakin ia bisa melaluinya,” tuntasnya.

Yamaha nampaknya mejadi tim pabrikan yang selalu beruntung dalam pemilihan pembalap, sebab setelah di tinggal Jorge Lorenzo yang hijrah ke Ducati, Yamaha bisa datangkan pembalap yang mempunyai kemampuan membalap melebihi Jorge Lorenzo. Dengan hadirnya Maverick Vinales ke tim Yamaha membuat squat tim garpu tala saat ini semakin kuat.


sumber : http://www.indoberita.com

Jadwal Terbaru MotoGP 2017

Penyelenggara MotoGP telah mengumumkan revisi terbaru tanggal event Grand Prix Jerman yang akan dilangsungkan di sirkuit Sachsenring pada bulan Juli di musim mendatang. Lalu, apa saja yang berubah dari jadwal MotoGP?

Panitia penyelenggara MotoGP, merivisi jadwal penyelenggaraan lomba di 2017 dengan versi terbaru. Di mana ada pergeseran tanggal untuk Grand Prix Jerman di Sirkuit Sachsenring.

Mengutip MotoGP.com dan Motorsport, Kamis (8/12/2016), sebelumnya pada jadwal yang sudah dirilis, GP Jerman ada di akhir pekan tanggal 16 Juli 2016, kemudian dimajukan lebih jauh ke awal bulan, tepatnya pada 2 Juli 2017 yang sekaligus berdampak pada penambahan jeda paruh musim.

Dengan adanya perubahan tanggal ini, putaran GP Jerman hanya akan berjarak satu pekan usai gelaran MotoGP Belanda di sirkuit TT Assen  pada tanggal 25 Juni. Selain itu, revisi jadwal ini membuat seri MotoGP Jerman tak lagi berbenturan dengan event balap F1, Grand Prix Inggris di Silverstone. Tidak hanya itu, ada tujuh pekan jadwal lain yang menjadi pekan bersama antara MotoGP dan F1, yaitu 26 Maret, 9 April, 11 Juni, 27 Agustus, 22 Oktober, dan 12 November.

Alhasil, majunya jadwal GP Jerman membuat masa jeda paruh musim menjadi lebih panjang. di mana setelah GP Jerman di 2 Juli 207, berlanjut ke GP Ceko di Sirkuit Brno, yang akan berlangsung pada tanggal 6 Agustus 2017, atau libur empat kali balap di akhir pekan. Sementara sebelumnya, pada musim 2016, libur pertengahan musim hanya sebanyak tiga kali weekend, dari GP Jerman di 17 Juli 2016, ke GP Austria pada 14 Agustus.

Berikut jadwal lengkap kalender MotoGP 2017 setelah dilakukannya perubahan :

26 Maret: Losail, Qatar
9 April: Termas de Rio Hondo, Argentina
23 April: Austin, Amerika Serikat
7 Mei: Jerez, Spanyol
21 Mei: Le Mans, Prancis
4 Juni: Mugello, Italia
11 Juni: Barcelona, Catalunya-Spanyol
25 Juni: Assen, Belanda
2 Juli: Sachsenring, Jerman
6 Agustus: Brno, Ceko
13 Agustus: Red Bull Ring, Austria
27 Agustus: Silverstone, Inggris
10 September: Misano, Italia
24 September: Aragon, Spanyol
15 Oktober: Motegi, Jepang
22 Oktober: Phillip Island, Australia
29 Oktober: Sepang, Malaysia
12 November: Valencia, Spanyol


sumber : http://www.lensapost.com

Maverick Vinales Akan Melampaui Prestasi Jorge Lorenzo

Valentino Rossi mesti benar-benar mewaspadai rekan barunya, Maverick Vinales. Vinales diyakini bisa secepat Jorge Lorenzo, plus memiliki kelebihan lainya. Vinales memang digadang-gadang akan menghadirkan ancaman bagi para barisan favorit juara 2017 seperti juara bertahan Marc Marquez, Rossi, dan Lorenzo.

Musim lalu ketika masih menggeber Suzuki, dia hanya sekali gagal membawa pulang angka, empat kali naik podium termasuk sekali menang di Silverstone, Inggris.
Sejak dipasangkan dengan Lorenzo pada 2008 sampai 2016, Rossi hanya meraih dua titel gelar juara dunia. Vinales bisa saja memperpanjang puasa gelar The Doctor.

Bos Yamaha, Massimo Meregalli, sangat kagum dengan penampilan yang ditunjukkan pebalap yang akan membela mereka pada MotoGP 2017. Menurut Meregalli, Vinales memiliki potensi untuk bisa lebih hebat dari Jorge Lorenzo di tim Garpu Tala.

"Saya tahu bahwa Vinales bisa mengendarai motor dengan sangat cepat, tapi saya tak menyangka bisa dalam waktu sedekat ini dia mampu beradaptasi dengan motor barunya," ujar Meregalli dikutip dari Tuttomotoriweb, Selasa (6/12/2016).
"Di Valencia, dia langsung mengesankan dan di tes kedua dia kembali memperlihatkan daya saingnya. Dia bisa saja seperti Jorge dalam hal kecepatan, tapi lebih baik dalam hal karakter."

"Dia adalah pebalap yang tenang, selalu memberikan masukan, dan dia cepat," lanjut Meregalli.
Lebih lanjut Meregalli juga tak khawatir dengan hubungan Vinales dan Valentino Rossi yang mungkin saja bisa memburuk saat musim sudah berjalan nantinya. Meregalli berujar bahwa Yamaha sudah terbiasa mengatasi perselisihan yang terjadi di antara kedua ridernya.

"Saya rasa tak akan ada masalah jika memang nantinya Rossi dan Vinales akan bersitegang di dalam lintasan. Kami sudah terbiasa dengan hal seperti itu dan bisa mengatasinya musim lalu," tutup Meregalli.

Mantan pembalap tim Yamaha musim lalu ,Jorge Lorenzo, juga ikut berkomentar pada Maverick Vinales. Jorge Lorenzo yang telah memulai hidup barunya bersama Ducati. Tapi, Lorenzo baru menjajal motor Ducati di tes akhir musim Valencia. Dengan pengalaman panjang dan positifnya bersama Yamaha YZR-M1 (tiga gelar dunia). Lorenzo tentu memiliki semua peralatan yang diperlukan untuk merekomendasikan Vinales pada langkah pertamanya dengan tim asal Iwata, Jepang, tersebut.

“Maverick tidak memerlukan nasihat (dari saya), karena dia tahu apa yang dia butuhkan untuk memenangkan balapan,” tutur Lorenzo seperti dilaporkan Motorsport yang mewawancarainya di sela-sela peresmian museum juara dunianya di Andorra.

“Saya akan mengatakan, seharusnya (seorang pembalap) berkonsentrasi saat memacu motor. Karena itu mungkin akan membawa hasil yang lebih baik ketimbang memfokuskan diri pada hal-hal lain,” imbuhnya.

Pembalap 29 tahun itu juga tidak memiliki keraguan, bahwa Vinales akan membuat lompatan hebat dengan tim barunya. “Akhir-akhir ini, dia mampu berjuang meraih finis podium secara teratur. Dengan aksi yang superior, secara teori, dia harusnya dapat berjuang untuk lebih tekun meraih kemenangan,” ucap Lorenzo.

Adapun, pembalap asal Palma de Mallorca tersebut, tidak hanya mendukung kualitas dari rival sekaligus kompatriotnya itu (Vinales). Tetapi Lorenzo juga membuat sebuah perbandingan dengan juara dunia kelas bergengsi tiga kali lainnya asal Spanyol, Marc Marquez.

“Start-nya (Vinales) sangat menjanjikan dan memiliki bakat yang sangat mirip dengan Marquez. Kita harus melihat, apakah itu bisa dia eksploitasi dan mengubahnya menjadi hasil,” tutup Lorenzo.
Vinales yang musim lalu memperkuat Suzuki, diikat kontrak berdurasi dua tahun oleh Yamaha. Dia direkrut untuk menggantikan Lorenzo yang hengkang ke Ducati.






http://sports.sindonews.com/read/1161271/49/soal-penggantinya-di-yamaha-lorenzo-vinales-tak-butuh-nasihat-saya-1481118633

Kewaspadaan Ducati dan Optimisme Suzuki Pada Andrea Iannone

Sporting Director Ducati Corse, Paolo Ciabatti yakin kalau eks ridernya, Andrea Iannone bakal tampil hebat bersama Suzuki Ecstar di MotoGP 2017. Menurutnya, pebalap asal Italia tersebut akan menjadi salah satu rival terkuat Ducati. Hal ini disampaikan Ciabatti kepada RACER.

Kubu Ducati sendiri beberapa waktu lalu menyatakan ingin mempertahankan Iannone dan Andrea Dovizioso sebagai duo rider di MotoGP 2017. namun tak bisa menyia-nyiakan kesempatan menggaet Jorge Lorenzo yang kontraknya dengan Yamaha habis akhir tahun ini. Menurut pabrikan Italia ini, Dovizioso akan lebih cocok digandengkan dengan Lorenzo.

"Duo Andrea sama bagusnya dan sama kuatnya. Jelas tak mudah mendepak salah satunya. Tentu kami menginginkan stabilitas, karena dengan begitu, hasil baik bisa terus dicapai. Namun terkadang ada 'peluang' yang muncul dan Anda harus meraihnya. Kami harus mengambil Jorge karena kami tak bisa menunggu lebih lama," kata Ciabatti seperti dilansir RACER.

Ciabatti pun cukup emosional harus melepas Iannone pergi, mengingat The Maniac dan Dovizioso sama-sama telah membela Ducati sejak 2013 dan memberi kontribusi besar dalam pengembangan Desmosedici. Apalagi Iannone berhasil membawa kemenangan pertama Ducati sejak MotoGP Australia 2010 lewat Casey Stoner.

Iannone rider yang sangat cepat. Saya yakin ia akan tampil kompetitif di Suzuki musim depan. Ia akan menjadi salah satu rival terberat kami. Tapi, begitulah kehidupan. Kami harus melanjutkan hidup dengan keputusan ini dan menerimanya. Kini pikiran kami fokus menghadapi MotoGP 2017," pungkas Ciabatti.

Lain pula halnya apa yang dirasakan manajer tim Suzuki Ecstar, Davide Brivio, mengaku pihaknya akan pusing menghadapi banyak perubahan teknis di MotoGP tahun depan, namun meyakini pebalap barunya, Andrea Iannone akan mampu membimbing pabrikan asal Hamamatsu, Jepang itu mengembangkan GSX-RR ke arah yang lebih baik.

Dan dia juga berharap pada diri Andrea Iannone untuk dapat memenuhi target tim pada gelaran MotoGP 2017. Bahkan Brivio mengaku siap untuk memberikan motor terbaik untuk Iannone. Setelah sukses meraih empat podium termasuk satu kemenangan lewat Maverick Vinales tahun ini, Suzuki otomatis kehilangan seluruh hak kelonggaran teknis, yang salah satunya tak bisa mengembangkan mesin lebih jauh selama musim balap berlangsung. Brivio pun yakin musim depan akan lebih berat. musim ini dia menargetkan kalau Suzuki harus lebih sering menapaki kaki di podium. yang akan memanfaatkan pengalaman Iannone untuk mewujudkan targetnya tersebut.

"Tahun depan ada banyak perubahan pada tim kami, terutama para pebalap kami. Kami puas hasil 2016, kami terbukti mengalami peningkatan drastis di pertengahan musim. Tapi sejak menang di Silverstone, kami justru kesulitan di kondisi basah, sementara di kondisi kering kami kompetitif. Tahun depan akan lebih sulit," ujar Brivio.

“ Tujuan utama kami adalah untuk semakin dekat dengan tiga pabrikan terbaik. Sekarang kami sudah lebih dekat dengan mereka. Karena itu, tujuan kami sekarang adalah bersaing untuk podium secara reguler,” kata Brivio, seperti dikutip dari Speedweek, Rabu (7/12/2016).

“Tentu saja, kami berharap banyak pada Iannnone. Kami harus memberikannya motor terbaik. Iannone adalah pembalap utama kami, Alex Rins harus tumbuh dan belajar sebanyak yang ia bisa,” tuntasnya.

Meski begitu, mantan manajer tim Yamaha Factory Racing ini yakin Iannone bakal langsung mampu bertarung di posisi terdepan sejak seri pembuka di Losail, Qatar pada Maret mendatang. Brivio yakin pengalaman The Maniac di Ducati akan membantu pengembangan Suzuki.

"Bagi kami, kini bab baru sudah dimulai. Kami harus mencari apa yang dibutuhkan dan diinginkan Andrea. Tahun depan adalah musim kelimanya di MotoGP, jadi ia punya banyak pengalaman. Ia tahu apa yang harus ia lakukan agar tampil kuat dan meraih kemenangan. Inilah mengapa kami akan sangat mendengarkannya," pungkas Brivio.

Valentino Rossi Kembali Rajai Monza Rally Show 2016

MILAN, ITALIA - Valentino Rossi ternyata piawai juga dalam motorsport roda empat, Valentino Rossi boleh saja gagal menjuarai MotoGP 2016. Namun pembalap asal Italia itu sukses menjuarai Monza Rally 2016. Tercatat The Doctor pernah menjuarainya 4 kali. Meski bukan balapan internasional tetapi reli itu diikuti pembalap kelas dunia, sehingga Monza Rally menjadi tontonan atraktif,  yang digelar akhir pekan lalu.

Monza Rally yang diselenggarakan pada 2-4 Desember 2016 di Sirkuit Autodromo Monza selalu menjadi tontonan atraktif, pasalnya meski bukan kejuaraan reli internasional, tetapi pesertanya para pembalap juara dunia seperti Sebastian Loeb, dan mantan pembalap F1 Robert Kubica. Bahkan, bukan hanya pembalap mobil saja, para pelaku motorsport sepeda motor pun menjadi pesertanya, seperti Valentino Rossi, dan juara motocross dunia Tony Cairoli. selain itu, bos Suzuki Ecstar, Davide Brivio juga turun dalam ajang tahunan ini.

Rossi memang tidak asing dengan balapan reli di Monza. Ia sudah mengikuti balapan di sana sejak tahun 2006. The Doctor pun diketahui pernah menjuarainya hingga 4 kali, pada 2006, 2007, 2012 dan 2015. Bahkan pada 2015, ia mengalahkan runner up juara dunia World Rally Championship, Thierry Neuville.

Dalam balapan yang digelar selama tiga hari itu, the doctor menjadi yang tercepat mengalahkan pembalap reli, Dani Sordo. Rossi mencatatkan waktu 1 jam, 30 menit, 03 detik atau unggul 20 detik ketimbang Sordo.
Dengan menaiki mobil Ford Fiesta, Rossi telah memainkan balapan yang cukup mengesankan dengan catatan wkatu 12,5 detik. Ia berhasil berada di depan pembalap Marco Bonanomi Pirollo dengan mobil Citroen DS3 yang berada diposisi kedua.

Diposisi ketiga ada Dani Sordo dengan mobil Hyundai i20 yang memiliki keuntungan tidak kurang dari 16,7 detik. Sebuah kesenjangan waktu telah memainkan peran penting bagi Valentino Rossi untuk mengambil langkah lebih jauh guna mendapatkan kemenangan di Monza Rally Show 2016.
Posisi keempat direbut oleh Alessandro Bosca. Sedangkan, Roberto Brivio – di mana yang menjadi co-driver adalah saudara laki-laki dan bos tim Suzuki, Davide – finis kelima.

Ini merupakan kemenangan kelima bagi Rossi, yang berduet dengan co-driver Carlo Cassina, di ajang Monza Rally Show, juga membawa merka berdua menyamai pencapaian Rinaldo Capello. Mantan pembalap Italia ini – bintang di Le Mans 24 Hours – mengoleksi lima kemenangan dalam event tersebut.

 The Doctor padahal belum sempat beristirahat usai menyelesakan balapan motor elite tahun ini.
"Saya coba bersantai sekarang. Musim ini sangat panjang dan penuh tekanan," kata Rossi seperti dilansir Motorcyclenews.
"Setelah balapan ini saya akan di rumah dan menikmati balapan. Semoga saja salju turun dan saya bisa main ski," ucap Rossi.

Valentino Rossi : sama seperti Lorenzo, Vinales akan memberi masalah

Musim balapan motogp 2017 belum lagi dimulai, tapi Valentino Rossi mulai jaga jarak sama rekan setimnya yang baru Maverick Vinales. The Doctor bukan takut, tapi juara dunia 9 kali (7 dari arena motogp) mengaku terkejut oleh kecepatan Maverick Vinales saat tes akhir musim MotoGP di Valencia.
 
Pembalap bernomor 46 itu pun menganggap Vinales tak akan jauh berbeda dengan Jorge Lorenzo yang akan memberinya banyak masalah dalam perebutan gelar juara dunia MotoGP 2017.

X-Fuera –julukan Lorenzo– didatangkan Yamaha pada 2008. Seiring berjalannya waktu, Lorenzo tampil matang dan sukses menjadi juara dunia pada 2010, 2012 dan 2015. Kesuksesan Lorenzo itu pun membuat hubungan Rossi dengan pembalap berpaspor Spanyol menjadi tak harmonis.

Di Valencia, dua hari setelah musim 2016 berakhir, Vinales mengendarai Yamaha YZR-M1 untuk pertama kalinya dan ia berhasil menjadi yang tercepat, bahkan mampu mengungguli Rossi pada hari pertama.

Satu pekan usai tes akhir musim Valencia, Rossi dan Vinales bertolak ke Sepang untuk menjalani tes privat selama dua hari. Meski Yamaha tidak merilis detail tentang jalannya tes, rupanya, Vinales tampil sangat cepat lagi. Pencapaian Vinales tersebut membuatnya diyakini akan mengikuti jejak Jorge Lorenzo.

Berbicara kepada radio Deejay, Rossi mengatakan, lebih baik Yamaha memilih pembalap lain ketimbang pembalap berusia 21 tahun sebagai  rekan satu tim di Yamaha.

“Saya lebih suka seseorang pembalap seperti Pedrosa (sebagai rekan satu tim), lebih tua,” kata Rossi dilansir motorsport, Jumat (2/12/2016).

“Dengan Vinales, saya berharap akan mendapatkan lebih sedikit masalah, tapi setelah tes pertama saya menyadari bahwa Ia (Vinales) akan memberi saya banyak masalah seperti Lorenzo.”

Rossi lalu bicara soal alasan mengapa hubungannya dengan Lorenzo menjadi begitu tegang: “Itu dirusak oleh apa yang terjadi pada akhir 2015. Sejak saat itu tidak pernah sama lagi.”
“Dengan Vinales mungkin akan menjadi sedikit lebih baik,” tukasnya. 

Memang, musim balapan 2015, terutama beberapa seri terakhir membuat tempramen Rossi meninggi. Ini lantaran adanya konspirasi duo Spanyol, Jorge Lorenzo dan Marq Marquez yang pada akhirnya memberi gelar pada Lorenzo. Lebih sakit lagi, di seri pamungkas Rossi harus start dari belakang. 

Marquez pun tak luput dari topik pembicaraan Rossi. Ia melontarkan pujian akan talenta yang dimiliki juara dunia MotoGP ini. Namun, Marquez tetap dikritik atas peran yang ia mainkan pada akhir tahun lalu.

“Beruntung, Marquez bukan rekan setim saya,” ujar Rossi.
“Saya pikir akhir tahun lalu menunjukkan banyak hal. Di antara kami tidak ada lagi, selain hanya hubungan yang didasari rasa hormat.
“Sebagai pembalap, dia sangat cepat. Dia tidak pernah menyerah. Saya akan mengatakan, bahwa dia sedikit terlalu cepat!,” ujarnyanya. 

Karena itu diprediksi, hal yang sama terjadi kepada Rossi dan Vinales. Menarik ditunggu bagaimana hubungan keduanya pada MotoGP 2017 yang mulai dilangsungkan bulan Maret 2017. Namun hal paling ditakuti adalah terulang kembali ketidakharmonisan antara kedua pembalap. Dan ini bisa memicu berdirinya tembok pembatas antara Rossi dan Vinales.